Sabtu, 21 Februari 2009

sains tentang vegetarian

Vegetarian
Jenis-jenisnya:
Disini kita kasih info tentang jenis-jenis vegetarian buat para muda-ers:
1. Diperbolehkan mengkonsumsi telur disebut dengan vro- vegetarian.
2. Diperbolehkan mengkonsumsi susu , disebut lakto- vegetarian.
3. Diperbolehkan mengkonsumsi susu dan telur , disebut ovo lakto- vegetarian.
4. Hanya memakan jenis buah-buahan , disebut frutarian.
5. Tidak di perbolehkan mengkonsumsi semua jenis daging, kecuali ikan , disebut pescatarian. Ini biasa digunakan untuk diet dan alasan kesehatan.
6. Orang yang tidak mengonsumsi segala jenis daging serta telur dan barang-barang olahan telur disebut vegan.
7. Orang yang memakan makanan vegan yang tidak di masak di atas suhu 460 derajat celcius disebut raw vegetarian karena mereka percaya bahwa makanan yang dimasak di atas suhu460 derajat celcius telah kehialngan nilai-nilai nutrisinya serta berbahaya bagi tubuh.
8. Orang ayng hampir mengonsumsi seluruh makanan yang merupakan makanan vegetarian, tetapi masih makan daging dalam jumlah sedikit , disebut flexitarian/ semivegetarian.
9. Orang yang mengonsumsi biji-bijian/ padi-padian ,buah-buahan serta sayur-sayuran dan masih memperbolehkan memakan dagingb ikan sesekali untuk tujuan kesehatan disebut macrobiotic.

Vegetarian Solusi Pemanasan Global
(bp1.blogger.com)

INILAH.COM, Jakarta – Pemanasan global akibat emisi karbondioksida mempunyai dampak serius terhadap kelangsungan hidup manusia. Berbagai pihak pun berpikir keras mencari pemecahannya. Siapa sangka, salah satunya adalah dengan menjalani diet vegetarian!

Ketua Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), Dr. Pachuari mengatakan bahwa manusia harus melakukan tindakan sesegera mungkin untuk menghadapi dampak perubahan iklim. Ia pun mengungkapkan cara menghentikan perubahan iklim, yaitu berhenti makan daging dan beralih ke gaya hidup yang lebih hijau.

“Jangan makan daging, naiklah sepeda, dan jadilah konsumen yang hemat. Dengan begitu, Anda bisa membantu mengerem pemanasan global,” ujar Pachuari dalam konferensi IPCC, di Paris, Jumat (18/4).

Sebenarnya banyak cara yang bisa diaplikasikan untuk mengurangi emisi karbondioksida, seperti mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menggunakan energi terbarukan seperti energi surya atau angin, mengurangi dan mendaur ulang barang-barang keperluan sehari-hari.

Juga mengendarai mobil berbahan bakar efisien atau menggunakan energi alternatif, serta menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi. Namun diet vegetarian diklaim cara yang paling efektif menghentikan pemanasan global.

Apa sebabnya? Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2006 tentang peternakan dan lingkungan mengungkapkan bahwa hampir 20% emisi karbon berasal dari peternakan.

Jumlah itu melampaui jumlah emisi gabungan dari semua kendaraan di dunia. Ini berarti, sektor peternakan adalah satu dari dua atau tiga penyumbang terbesar bagi krisis lingkungan yang paling serius dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga global.

Industri ternak menjadi penyebab utama pengrusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca karena menghasilkan gas karbondioksida terbesar. Sekaligus menjadi satu-satunya sumber emisi gas metana dan nitro oksida terbesar dengan 9% racun karbon dioksida, 65% nitrooksida, dan 37% gas metana.

Adapun metana menghasilkan gas rumah kaca 20 kali lebih besar dan nitrooksida 296 kali lebih banyak jauh di atas karbondioksida. Peternakan juga menimbulkan 64% amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam.

Peternakan juga dituding menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30% lahan dari permukaan tanah di bumi. Selain itu juga menurunkan mutu tanah ladang pakan ternak, yaitu sekitar 20%, karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi.

Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di AS, sekitar 85% air irigasi dari sumber air bersih digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Selain limbah biologi berlebihan bagi ekosistem yang dihasikan ternak.

Industri ternak juga memerlukan banyak energi untuk mengubah ternak menjadi daging siap konsumsi. Untuk memproduksi satu kilogram daging, misalnya, dihasilkan emisi karbon dioksida 36,4 kilo. Sementara bila dilihat dari bahan bakar yang digunakan, untuk mendapatkan 1 kalori protein kacang kedelai, memerlukan 2 kalori bahan bakar fosil dan 3 kalori bahan bakar untuk memperoleh 1 kalori jagung dan gandum. Jauh berbeda dengan 1 kalori protein daging sapi yang membutuhkan 54 kalori energi minyak tanah.

Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih.

Penelitian dari Departemen Sains Geofisika Universitas Chicago tahun 2007, membuktikan adanya hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan.

Peneliti Gidon Eshel dan Pamela Martin mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan telur, serta membandingkannya dengan seorang yang berdiet sayuran.

Hasilnya, jika diet standar Amerika beralih ke diet tumbuh-tumbuhan, maka dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah kaca ekstra per orang per tahun. Ini sama saja dengan beralih dari sedan standar Toyota Camry ke Toyota Prius hibrida yang dapat menghemat sekitar 1 ton emisi CO2.

Penganut vegetarian sebenarnya mempunyai beberapa kategori, yaitu lacto vegetarian yang masih mengonsumsi susu, selain bahan makanan nabati, ovo vegetarian yang masih makan telur dan lacto-ovo vegetarian yang masih mengasup telur dan susu.

Sementara diet vegetarian yang dimaksud untuk mengerem emisi global adalah vegan, yaitu tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan sama sekali.

Penganut vegetarian mempunyai kadar Low Density Lipoprotein (LDL) rendah sehingga risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes pun lebih kecil dibanding mereka yang biasa makan daging. Jadi, selain jauh dari risiko penyakit, emisi karbon dapat berkurang, bukan?

Hidup Sehat Ala Vegetarian
Kalsium merupakan unsur penting untuk kekuatan tulang dan gigi dan terdapat banyak pada sayuran berdaun hijau atau kacang-kacangan. Mengonsumsi vitamin D juga akan sangat membantu dalam penyerapan kalsium. Sedangkan untuk pemenuhan vitamin dan mineral, sangat mudah untuk dipenuhi oleh makanan yang berasal dari sayuran dan buah-buahan.
GAYA hidup veggie, atau yang dikenal dengan pola vegetarian bukan hal yang asing lagi terdengar di telinga kita. Bahkan menurut sejarah yang ada, sudah sejak zaman Kerajaan Sriwijaya gaya hidup seperti ini sudah ada.

Perkembangan zaman, malah justru meningkatkan jumlah penganut pola makan non unsur hewani ini. Kini, pola vegetarian semakin banyak digemari kalangan masyarakat, mulai menengah ke atas hingga ke bawah. Berbagai alasan mereka lontarkan untuk menjelaskan mengapa pola hidup seperti itu yang mereka pilih.
Banyak orang yang enggan mengatakan dirinya sebagai vegetarian, meskipun pada kenyataannya mereka tidak memakan daging dan unsur hewani lainnya.
Jumlah penganut pola vegetarian hingga kini memang tidak bisa ditentukan dengan pasti, karena tidak ada sensus yang ditujukan untuk kepentingan tersebut. Akan tetapi, diperkirakan mencapai puluhan ribu orang di seluruh Indonesia menetapkan pilihannya dengan hanya memakan sayuran dan buah-buahan.
Bahkan kini sudah ada perkumpulan vegetarian, seperti Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia (KVMI).

Miranti Gutawa Sumapradja, M.Sc., ahli gizi, di Instalasi Gizi, Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, mengatakan banyak jenis vegetarian. Ambil contoh dalam American Dietetic Association disebutkan, yang pertama lacto ovo vegetarian adalah individu dengan pola konsumsi makanannya mengandung biji-bijian, serealia, sayuran (termasuk umbi-umbian), buah-buahan, kacang-kacangan, susu, telur, dan produknya.

Kedua, lacto vegetarian, disebutkan Miranti, vegetarian jenis ini adalah sama dengan lacto ovo vegetarian, perbedaannya, lacto vegetarian tidak mengonsumsi telur.
Selanjutnya ketiga, ujar Miranti adalah tipe vegan atau vegetarian total, yakni vegetarian murni di mana individunya sama sekali tidak mengonsumsi unsur hewani dan semua produk hewani. Tipe ini adalah tipe vegetarian yang pada umumnya karena aliran kepercayaan.

Tubuh manusia memiliki kebutuhan akan zat-zat gizi yang mungkin tidak dimiliki tumbuhan. Apakah ini berarti mereka yang vegetarian tidak memiliki kecukupan gizi? Tentu tidak selamanya seperti itu. Diakui Miranti, memang kebutuhan zat gizi tidak selamanya berasal dari satu jenis bahan makanan saja, tetapi dari berbagai unsur bahan makanan. "Vegetarian yang tidak mengonsumsi hewani dan hasil olahannya memang akan kehilangan zat-zat gizi yang terdapat pada hewani tersebut," kata Miranti.

Kandungan zat seperti protein, vitamin B12, kalsium, seng, Fe, dan asam amino essensial yang banyak dimiliki bahan makanan unsur hewani, mungkin tidak dapat terpenuhi oleh mereka yang vegetarian.

Namun sebenarnya, kata Miranti, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengkombinasikan beberapa bahan makanan yang mengandung zat-zat tersebut. "Kombinasi makanan bisa menyiasati masalah unsur-unsur gizi yang mungkin dibutuhkan tubuh," kata Miranti menandaskan. Misalnya, protein dapat dipenuhi dari kentang, gandum, nasi, brokoli, bayam, tahu, atau tempe.

Meskipun vegetarian hanya bisa memakan protein nabati, namun mereka juga bisa memenuhi kebutuhan protein dengan lengkap melalui gabungan dan variasi makanan. Kita juga bisa memadukan dua jenis protein nabati untuk mendapatkan protein lengkap itu. Contohnya mengombinasikan roti plus selai kacang, nasi plus capcay, atau sereal dengan susu kedelai.

Sayuran berdaun berhijau

Kalsium merupakan unsur penting untuk kekuatan tulang dan gigi dan terdapat banyak pada sayuran berdaun hijau atau kacang-kacangan. Mengonsumsi vitamin D juga akan sangat membantu dalam penyerapan kalsium. Sedangkan untuk pemenuhan vitamin dan mineral, sangat mudah untuk dipenuhi oleh makanan yang berasal dari sayuran dan buah-buahan.

Pada prinsipnya, lanjut Miranti, bagi vegetarian untuk menjaga kesehatannya harus tetap berpegang teguh pada menu seimbang. Menu seimbang dalam hal ini adalah menu yang terdiri dari bahan makanan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. "Dan jangan lupa serat!" ungkap Miranti.

Sebenarnya bila vegetarian ini direncanakan dengan menu makanan yang baik dan memenuhi kebutuhan energi serta zat gizinya, maka tidak akan menimbulkan risiko penyakit atau kekurangan zat gizi tertentu. Namun, kata Miranti, bila tidak terpenuhi kebutuhan gizi tubuh, maka tidak akan menutup kemungkinan akan menimbulkan risiko kekurangan zat gizi tertentu.

Biasanya vegetarian kekurangan asupan protein, Fe, kalsium, seng, vitamin D, riboflavin, vitamin B1, yodium, dan asam lemak omega 3. "Sehingga risiko penyakit akibat kekurangan zat-zat itu rentan muncul," tutur Miranti. Apa pun alasan mereka untuk memilih vegetarian yakni bisa karena keyakinan, kepercayaan, kesehatan, diet, dan sebagainya.

Telah diketahui banyak orang bahwa manfaat diet ini sangat besar. Bukan hanya untuk menghindari kegemukan, namun juga bisa mencegah penyakit-penyakit tertentu. Pada beberapa penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa seorang vegetarian umumnya mempunyai risiko indeks massa tubuh, kadar kolestrol darah, dan tekanan darah yang lebih rendah daripada nonvegetarian.

Hal ini memungkinkan risiko obesitas, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan diabetes lebih kecil. "Demikian juga risiko kanker prostat dan konon lebih kecil. Mengingat konsumsi antioksidan dan serat yang tinggi," ungkap Miranti.
Oleh karena itu, ditegaskan Miranti, orang yang diet vegetarian pada umumnya mengandung lemak jenuh dan kolestrol yang rendah. Akan tetapi, memiliki serat magnesium, kalium, folat, dan antioksidan seperti vitamin C dan E serta zat fitokimia yang tinggi. Sehingga mereka bisa menghindari beberapa risiko penyakit berbahaya.
Dijelaskan Miranti, fitokimia adalah zat atau substansi nongizi yang aktif secara biologis dan terkandung dalam tumbuhan secara alamiah, misalnya karotenoid pada wortel dan isoflavon pada kedelai. Untuk menjaga kesehatan, baik vegetarian ataupun nonvegetarian disarankan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan energi yang dibutuhkan.

Untuk tetap menjaga stamina tubuh, Miranti memberikan tips diantaranya diupayakan pemenuhan kebutuhan zat gizi protein, lemak, vitamin, mineral sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Penuhi kebutuhan cairan yakni dengan minum 6 hingga 8 gelas per hari. Jangan lupa mengonsumsi serat sebanyak 25-35 gram perhari. Gunakan aneka bahan makanan yang bervariasi.

Dengan berbekal pengetahuan ini, Anda bisa mencoba untuk hidup sehat ala vegetarian. Siapa tahu dengan diet vegetarian ini, sakit Anda bisa disembuhkan, kegemukan yang Anda derita pun bisa disiasati. Jadi, selamat mencoba.


SUMBER : 1. Dari koran kompas 21 November 2008
2. Dari red_ conjurer
3. www.inilah com/ berita/ gaya -hidup/ 2008/04/19/23892

created WiNa IndRiYani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar