Kontroversi kisruh pembangunan PIM : Pusat Informasi Majapahit.Sabtu, 24-01-2009Kontroversi kisruh konstruksi pembangunan PIM : Pusat Informasi Majapahit di lokasi situs Trowulan, Kab. Modjokerto - Jatim yang bermula dari penggalian pondasi yang ternyata merusak sejumlah bagian penting keutuhan situs kini telah sampai pada stop penghentian pembangunan demi memberikan jeda waktu yang lebih panjang guna pelaksanaan review kajian desain arsitektural serta efek pelaksanaan pembangunan terhadap keutuhan arkeologis situs cagar budaya peninggalan Majapahit ini secara multidisiplin keilmuan. Keputusan terpenting yang menjadi kata akhir dalam pembahasan masalah PIM di Kantor Menteri Budaya Pariwisata di Jakarta pada 8 JAN bahwa ; Pembangunan Pusat Informasi Majapahit di lokasi sekarang dihentikan sementara dan akan dilanjutkan dengan pencarian lokasi alternatif. Termasuk pengajuan alternatif lokasi situs : Sumur Upas. Situs Trowulan yang terlanjur rusak diusulkan untuk dapat direhabilitasi dan diteliti kembali dengan melibatkan para ahli arkeologi terkait dari institusi: Puslitarkenas, Direktorat Purbakala, Balar Yogyakarta, BP3 Jatim, Perguruan Tinggi. Pelajaran amat berharga yang semestinya justru dapat diambil dari kisruh PIM menunjukkan betapa Instansi Pemerintah dalam pembangunan PIM ternyata lalai untuk mendayagunakan data berharga dari pengalaman pemugaran proyek Borobudur tahun 1972 yang dipandang berhasil secara menyeluruh baik dalam segi penataan pembangunan dan termasuk upaya guna mencetuskan Borobudur sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia menurut UNESCO. Hingga tidak mengherankan apabila salah satu sosok dibalik pemugaran Borobudur ---Mantan Menteri P&K dan Ilmuwan Budaya--- Dr. Daud Yoesoef kemudian menyuarakan kekuatiran betapa UU dan Peraturan Pemerintah yang berlaku saat ini Undang-Undang no. 5/1993 tentang Bangunan Cagar Budaya belum cukup memberikan perlindungan yang ketat terhadap status bangunan warisan budaya di tanah air; sembari mengunjukkan kejengkelan terhadap berdirinya menara komunikasi jaringan telekomunikasi seluler pada lingkup kawasan Borobudur yang semestinya terbebas dari “man-made structures”. Ada pula suatu pengalaman berharga lain bahwa sang Arsitek PIM : Baskoro Tedjo sepantasnya mendapat kredit point tersendiri berhubung ia yang pertama kali justru melaporkan sendiri kondisi kerusakkan situs akibat penggalian pondasi proyek PIM ketika mulai tahap pelaksanaan pembangunan pada akhir November yl yaitu jauh sebelum merebaknya kontroversi. Dan bukan sebaliknya mendapatkan sorotan negatif berhubung pemberitaan media pers Nasional yang tidak berimbang. Sementara realita parah yang kurang dimunculkan semisal laju kerusakkan yang lebih cepat dari upaya pelestarian oleh sebagian penduduk komunitas lokal yang karena himpitan beban ekonomi; yang karena keadaan terpaksa melakukan perusakkan situs Trowulan sejak awal 1990-an ; a.l. industri batu bata lokal serta bertani dengan sumber daya air terbatas, seperti yang terungkap hasil penelitian arkeologis FIB UI. Diantaranya ekspose yang teramat fatal yakni rancangan desain Sang Arsitek yang ternyata salah ditampilkan dalam pemberitaan media ataupun pemberitaan bahwa seolah ialah yang merancang Master Plan Pusat Informasi Majapahit.Yang jelas adalah betapa berbeda antara bangunan asitektur joglo berlantai 3 seperti usulan desain sediakala dalam Master Plan PIM (2007) dengan karya rancangan Baskoro Tedjo : bangunan 1 lantai dengan sosok arsitektur geometris dasar. Desain dengan konsep arsitektur yang justru tidak berusaha tampil mencolok namun sengaja semata cukup untuk menjadi wadah untuk membiarkan ujud penggalian cagar budaya yang menonjol tampil ke depan. Sang Arsitek dalam merancangnya mengajukan sederetan referensi desain yang cukup berhasil di dunia perancangan arsitektur dengan contoh yang paling fenomenal yakni: Museum Makam Qin Shi Huang di Cina. Arsitek Baskoro Tedjo pun memang terkenal amat berprestasi dalam beragam sayembara desain baik di tanah air maupun di manca negara. Diantara prestasi terbaik dari sayembara desain arsitektur shelter “MRT : Mass Rapid Transportation” 2005 di Jakarta. Ia sendiri pun sesungguhnya berinisiatif untuk mengusulkan sayembara ketika pertama kali diajak untuk berpartisipasi dalam proyek PIM sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Arsitek pada awal Maret 2008. Sumber: Up-dates blogs heptadesain dll. / Rizal Achtung
NAMA:ASEP SUNARYA 9C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar