Mengatasi Rasa Cemas Ketika Berbicara di Depan Umum
By Purnawan Kristanto - Posted on Februari 25th, 2007
Berbicara di muka umum, entah itu berkhotbah, mengajar, berpidato atau memberi sambutan, sering mendatangkan stress bagi orang mendapat mandat itu. Sedapat mungkin kita biasanya berusaha menghindar.
Namun pada saat tertentu kita akan tidak bisa mengelak lagi. Sesungguhnya, berbicara di depan umum itu TIDAK HARUS MEMBUAT ANDA STRESS!
Rahasianya adalah jika Anda mengetahui penyebab stress ini, dan jika Anda menerapkan beberapa prinsip-prinsip ini, maka Anda justru akan menikmati ketika berbicara di depan umum.
Prinsip #1--Kecemasan Berbicara di Muka Umum BUKAN Berasal dari Dalam
Kebanyakan kita percaya bahwa seluruh hidup ini patut dicemaskan! Untuk mengatasi kecemasan ini secara efektif, Anda mesti menyadari bahwa Anda TIDAK perlu mencemaskan hidup Anda, termasuk juga dalam berbicara di depan umum. Ribuan orang telah belajar untuk berbicara di depan umum tanpa rasa cemas (kalaupun ada hanya sedikit sekali).
Pada mulanya, mereka ini juga sangat cemas. Lutut mereka gemetaran, suara mereka bergetar, pikiran menjadi kacau . . . selanjutnya Anda tahu sendiri. Tapi akhirnya mereka berhasil menghapus kecemasan itu.
Sebagai manusia biasa, Anda pun juga tidak berbeda dengan mereka. Jika mereka mampu mengatasi kecemasan itu, berarti Anda pun bisa! Anda hanya perlu mendapat pedoman, pengertian dan rencana aksi yang tepat untuk mewujudkan hal itu. Percayalah, sudah banyak berhasil, termasuk saya. Tetapi ingat juga, keberhasilan ini tidak bisa diraih dalam semalam. Ada proses yang harus dilalui.
Prinsip #2--Anda tidak Harus Cerdas dan Sempurna
Ketika melihat seorang sedang berkhotbah, kita lalu bergumam "Wow, saya tidak mungkin bisa secerdas, setenang, selucu dan semenarik dia." Sesungguhnya, Anda tidak harus cerdas, lucu atau menarik. Saya mengatakan ini dengan serius. Walaupun Anda hanya memiliki kemampuan rata-rata--bahkan di bawah rata-rata--Anda masih bisa menjadi pembicara sukses. Itu tergantung bagaimana Anda mendefinisikan kata "sukses" itu sendiri. Percayalah, hadirin itu tidak mengharapkan Anda tampil sempurna.
Inti dari berbicara di depan umum adalah: memberikan sesuatu yang bernilai dan bermakna bagi hadirin. Jika hadirin itu pulang sambil membawa sesuatu yang bermanfaat, maka mereka akan menilai Anda telah sukses. Jika mereka pulang dengan perasaan yang lega atau merasa mendapat manfaat untuk pekerjaannya, maka mereka akan menganggap bahwa tidak sia-sia meluangkan waktu untuk mendengarkan paparan Anda. Bahkan sekalipun lidah Anda terpeleset atau mengucapkan kata-kata yang tolol . . . mereka tidak peduli.
Yang penting mereka mendapat manfaat lain (Bahkan sekalipun Anda mengkritik mereka dan membuat gusar, Anda pun tetap berhasil karena membuat mereka lebih baik lagi.)
Prinsip #3--Anda hanya Butuh Dua atau Tiga Pokok Utama
Anda tidak perlu menyuguhkan segunung fakta pada hadirin. Banyak penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali yang mampu diingat hadirin (kecuali jika mereka mencatat, tentu saja). Pilihlah dua atau tiga point utama saja.
Yang diinginkan hadirin sebenarnya adalah mereka bisa membawa pulang dua atau tiga hal yang bermanfaat. Jika Anda bisa memasukkan hal ini dalam materi Anda, Anda bisa menghindari kompleksitas yang tidak perlu.
Ini berarti juga membuat tugas Anda sebagai pembicara jadi lebih ringan, dan lebih menyenangkan juga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar