– Napoleon Bonaparte –
Turki adalah negara yang unik. Dari berbagai informasi yang saya dapatkan di Internet, Istanbul sarat menyimpan jejak peradaban manusia. Inilah satu-satunya negara yang wilayahnya masuk ke dalam dua benua. Selain itu, Turki juga menyimpan sejarah peradaban manusia yang panjang. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk berkunjung ke Turki. Meski mayoritas penduduk Turki adalah Muslim, namun mereka lebih moderat. Lagi pula negara Turki terkenal sebagai negara sekuler. Kesan ini ternyata langsung saya rasakan saat mendarat di bandara Ataturk di Istanbul.
Setelah mendarat pada pukul setengah tujuh pagi, tujuan pertama saya adalah Richmund Istanbul Hotel. Inilah tempat saya menginap selama di Istanbul. Dengan sebuah taksi saya langsung menuju ke hotel yang telah saya reservasi via internet sebelumnya. Ternyata hotel yang berada di jalan Istiklal ini tepat berada di kawasan Beyoglu, Belediyesi yang termasuk kawasan ternama di Istanbul.
Kawasan ini merupakan jantung kota dan aturan di jalan sepanjang dua kilometer ini pengendara mobil dilarang melintas. Sehingga para pejalan kaki sangat termanjakan oleh panjangnya wilayah Taksim ini. Ditengahnya terdapat jalur kereta trem tua yang masih beroperasi.
Selain itu di kiri dan kanan jalan ini saya menemukan berbagai resto, café, dan toko dan butik. Banyak resto yang menawarkan menu kebab, dengan aneka rasa dan variasinya. Terserah keinginan Anda mau dine in atau take away. Sementara di antara bangunan kuno yang masih dipertahankan ini dibatasi oleh gang yang panjang dan banyak disulap menjadi sebuah café terbuka yang terkesan friendly dengan deretan kursi dan meja kayu yang rendah. Salah satu makanan terkenal di Istanbul yang ingin adalah Turkish Delight. Kudapan ini disebut pula Lokum, bentuknya seperti candy. Kudapan ini terbuat dari air jeruk lemon, gula halus, gelatin dan tepung maizena lalu diberi aroma mawar dengan penambahan rose water. Versi yang paling populer adalah dengan citarasa air mawar, berwarna merah muda lembut. Sering kali di bagian tengahnya diisi dengan berbagai jenis kacang seperti pistachio atau hazelnut.
Katanya dahulu lokum hanya dibuat untuk para Sultan dan keluarganya. Sekarang, lokum dijual di mana-mana di Turki sebagai buah tangan yang disukai. Turkish Delight yang rasanya sangat manis ini lebih sering dikonsumsi dengan Turkish Coffee (kopi tubruk khas Turki) atau Mint Tea.
Selain Turkish Delight, tidak lupa saya membeli Raki untuk dibawa ke hotel. Inilah minuman lokal favorit warga Turki yang terbuat dari distilasi kulit anggur. Seperti arak dari Libanon, berwarna putih, dengan rasa aniseed yang kuat dan kandungan alkoholnya yang tinggi.
Pada malam hari, saya mengunjungi menara Galata Tower yang berada di ujung jalan di kawasan Beyoglu. Menara yang dibangun pada abad ke 14 ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah. Dulunya, Galata Tower adalah sebuah menara pengawas yang mengawasi lalu lintas kapal.
Sekarang, Galata Tower diubah menjadi obyek wisata. Dari atas Galata Tower kita dapat melihat keindahan pemandangan kota Istanbul seperti selat Bosphorus, Laut Marmara, pelabuhan Golden Horn. Di sekitar Galata Tower banyak café asik dengan musik romantis. Pada tahun 1348, Galata Tower roboh karena gempa bumi, dan dibangun kembali di zaman Kekaisaran Ottoman. Di zaman Turki modern sampai 1960, menara ini berganti fungsi menjadi menara pengawas kebakaran.
Menara ini memiliki sembilan lantai. Kini, Menara Galata adalah sebuah restoran tradisional Turki. Selain menawarkan menu khas Turki, tamu resto juga disuguhi dengan hiburan seperti musik, sulap dan yang ditunggu-tunggu adalah atraksi tari perut oleh penari profesional. Sejumlah tamu resto termasuk saya ikut terhipnotis menyaksikan penampilan sang bally dancer profesional malam itu.
Jejak Para Penguasa
Di Istanbul banyak peninggalan bersejarah yang dijadikan obyek wisata. Sejarah mencatat, kota Istanbul pernah dijadikan sebagai ibukota berbagai negara yang pernah menguasai wilayah Eropa dan Asia. Menurut sejarah, Istanbul ditemukan pada 667 S.M oleh koloni bangsa Yunani, yang kemudian menamainya Byzantium. Nama ini diambil dari nama Raja Byzas. Pada awal abad ke 4 Masehi atau masa kerajaan Romawi, Kaisar Konstantin memindahkan pusat kota Romawi Byzantium ke sini kemudian merubahnya menjadi Konstantinopel. Barulah kota ini menjadi Istanbul setelah Turki ditaklukkan Ottoman pada abad ke-15. Setelah Turki menjadi Republik, ibukota negara di pindah dari Istanbul ke Ankara. Meski demikian, Istanbul seolah tetap menjadi ibukota budaya dan bisnis yang terus berkembang.

Mengapa banyak penguasa yang tertarik dengan wilayah Istanbul?. Pasalnya, Istanbul memiliki posisi yang unik dan strategis. Karena kota ini sangat strategis baik secara ekonomi maupun letak geografisnya yang menjadi gerbang antara dua benua, maka berbagai bangsa seperti Athenian, Roman, Spartan, Persia, dan Macedonia memperebutkannya selama berabad-abad. Makanya, Napoleon Bonaparte membuat perumpamaan seperti yang dikutip diatas.
Saat ini, wilayah Istanbul di daerah Thracia masuk kedalam benua Eropa dan sisi Anatolia masih menjadi bagian benua Asia. Keduanya hanya dipisahkan dengan selat Bosphorus di tengah-tengahnya. Oleh sebab itu, Istanbul menjadi kota persimpangan antara dunia Barat dan dunia Timur, sehingga dulu Istanbul menjadi kota yang terpadat dan terbesar di Turki.
Nah, diantara berbagai bangunan bersejarah yang menarik bagi wisatawan adalah Hagia Sofia atau Aya Sofia dalam bahasa Turki. Bangunan yang berdiri pada abad ke 5 ini sampai 1453 Masehi masih menjadi gereja kathedral basilika Byzantium. Ketika Sultan Muhammad II, penguasa Ottoman menguasai Konstantinopel pada 27 Mei 1453, beliau merubah bangunan ini menjadi mesjid.
Sebagai bukti bahwa bangunan ini bekas gereja, diatas langit-langit mimbar mesjid, diantara tulisan Allah dan Muhammad, masih terdapat gambar Bunda Maria dan Jesus yang dulunya pernah ditutupi oleh cat putih. Dibeberapa tempat dalam bangunan ini juga masih tampak lukisan mosaik sisa peninggalan gereja. Kini tempat ini menjadi museum sekaligus simbol perdamaian antara Islam dan Nasrani.
Selain Hagia Sofia, terdapat Hipodrome yang merupakan sisa pengaruh budaya Mesir yang ditandai dengan tiga menara batu obelix. Yang tak kalah menarik dengan Hagia Sofia adalah Blue Mosque atau mesjid Sultan Ahmed yang letaknya berseberangan dengan Hagia Sofia. Diseberang Hipodrome saya melihat sebuah toko yang menjual aneka kerajinan yang terbuat dari sabun. Ternyata, sabun dari Turki juga terkenal.
Masjid yang memiliki enam menarai ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah. Namun tetap terbuka untuk wisatawan diluar waktu ibadah. Sebelum memasuki kompleks masjid terbesar di Istanbul ini, saya melewati taman bunga yang dilindungi pepohonan yang rindang. Sebuah tempat wudhu berderet di sisi depan masjid menyambut kita sebelum memasuki bagian dalam kompleks masjid yang dirancang oleh Mehmet Aga pada tahun 1609-1616. Mesjid ini dikenal sebagai mesjid biru karena seluruh bangunan mesjid ini didominasi warna biru dari keramik Iznik yang menghiasi interior mesjid.
Sudah puas menjelajah setiap sudut mesjib biru, saya pun melanjutkan perjalanan ke Istana Topkapi. Inilah istana peninggalan 24 raja dari Dinasti Ottoman Turki yang sangat terkenal. Istana ini berfungsi selama sekitar 400 tahun sejak mulai dibangun pada tahun 1453 Masehi, atau pada masa pemerintahan Sultan Mehmet II. Sejak 1924 Topkapi menjadi sebuah museum dihiasi taman-taman yang indah. Dulu, Istana Topkapi tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal pribadi para sultan dan keluarganya, juga menjadi lambang kekuasaan dan pusat pendidikan keluarga istana.
Layaknya sebuah istana, luas seluruh kawasan istana Topkapi yang mencapai 70 hektar ini dikelilingi tembok sepanjang 5 kilometer. Istana ini berada di bukit yang menjadi titik pertemuan Selat Bosphorus, Tanjung Golden Horn, dan Laut Marmara. Topkapi dalam bahasa Turki artinya Gerbang Meriam yang merupakan salah satu pintu masuk ke dalam istana.
Setiap hari istana ini dipenuhi wisatawan dari berbagai negara yang tidak hanya menikmati koleksi benda peninggalan kerajaan, seperti jubah Sultan, mahkota dan berbagai benda bersejarah lainnya. Tetapi juga banyak ruang-ruang istana yang sakral karena menyimpan koleksi benda bersejarah bagi agama Yahudi, Kristen dan Islam. Antara lain, tongkat Nabi Musa, potongan tangan kanan milik Yohannes Pembaptis yang dikenal dalam sejarah kristiani, juga pedang Nabi Muhammad. Sayangnya, larangan memotret di dalam istana Topkapi sangat ketat.

Setelah puas menyusuri jejak sejarah peradaban manusia yang terdapat di Istanbul, ada satu tempat yang juga menarik untuk dikunjungi bagi shopaholics yaitu Grand Bazaar. Tempat yang juga dikenal dengan Kapalicarsi ini telah berdiri sejak tahun 1461 oleh Sultan Mehmet II ini sekarang telah berkembang luas dan menjadi salah satu pasar terbesar dan tertua di dunia.
Coba bayangkan luasnya pasar ini dengan 4.400 toko, 3.000 perusahaan, 67 jalan, 25 ribu kar-yawan, empat air mancur, dua masjid, dan 22 gerbang masuk. Benar-benar ini sebuah surga bagi para pecinta belanja. Ada ribuan jenis benda yang bisa dilihat dan dibeli di pasar ini sebagai buah tangan menarik. Bila mencari berbagai souvenir khas Turki seperti porselen dan permadani. Karya porselen Turki sudah terkenal sejak abad ke-16. Disini juga terdapat tempat produksi karpet permadani dari bahan wool, katun yang harganya relatif mahal. Sungguh suatu kota yang menyimpan pesona eksotis yang menawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar